Ansietas
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ansietas dapat dibagi menjadi dua yaitu terapi farmakologis dan non farmakologis
- Penatalaksanaan farmakologi
Obat yang lazim digunakan adalah antara lain :
- Benzodiazepine
- Buspiron
- SSRI (Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor)
Benzodiazepine untuk mengatasi gangguan cemas menyeluruh adalah obat golongan benzodiazepin. Pemberian obat golongan benzodiazepin dilakukan secara bertahap dimulai dengan pemberian dosis terendah dinaikan secara berkala sesuai kebutuhan. Golongan benzodiazepin pilihan adalah obat kerja cepat waktu paruh menengah dengan dosis terbagi. Hal ini dilakukan untuk mencegah efek samping, ketergantungan dan efek putus obat. Lama pengobatan rata-rata 4-6 minggu dilanjutkan dengan masa penurunan dosis berkala selama 1-2 minggu (Elvira SD, Hadisukanto G., 2014).
Buspiron efektif pada 60-80% penderita gangguan cemas menyeluruh. Buspiron efektif untuk memperbaiki gejala kognitif. Buspiron tidak terlalu efektif dalam memperbaiki gejala somatis. Obat ini tidak memiliki efek putus obat. Obat ini tidak bekerja cepat, efek obat baru mulai dirasakan setelah 2-3 minggu pengobatan. Pasien yang sebelumnya mendapat terapi benzodiazepin tidak memiliki efek pada pemberian buspiron. Pemberian benzodiazepin bersamaan dengan buspiron memberikan respon yang baik. Pemberian kombinasi terapi benzodiazepin dan buspiron diberikan selama 2-3 minggu pertama dilanjutkan dengan penurunan dosis berkala benzodiazepin saat buspiron sudah mulai menunjukkan efek terapi (Bhatt NV, 2019).
Pemberian SSRI efektif terutama pada pasien gangguan cemas menyeluruh dengan gangguan depresi. Obat golongan SSRI yang menjadi pilihan adalah sertralin dan paroxetin dibanding fluoksetin. Pemberian fluoksetin dapat menurunkan kecemasan sementara (Bhatt NV, 2019).
- Penatalaksanaan non farmakologi
- Distraksi
- Relaksasi
- Teknik 5 Jari
- Psikoedukasi
Tatalaksana non-farmakologis memiliki peranan penting dalam penatalaksanaan gangguan cemas menyeluruh. Terapi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan ansietas dengan cara mengalihkan perhatian pada hal-hal lain sehingga lupa terhadap ansietas yang dialami. Salah satu distraksi yang efektif adalah dengan memberikan dukungan spiritual (membacakan doa sesuai agama dan keyakinannya).
Teknik distraksi ini dapat menurunkan hormon-hormon stressor, mengaktifkan hormon endorphin alami, meningkatkan perasaan rileks, dan mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang. Teknik distraksi dapat memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernafasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak.(Potter. A & Perry, 2012).
Terapi relaksasi yang dilakukan dapat berupa teknik relaksasi nafas dalam. Tindakan ini bertujuan untuk membuat tubuh merasa lebih nyaman, rileks, mengurangi stres dan kecemasan. Pada saat melakukan latihan relaksasi, pernafasan melambat, tekanan darah menurun, otot-otot rileks, sakit kepala memudar dan kecemasan akan berkurang. Efek relaksasi adalah kebalikan dari gejala fisik kecemasan.
Teknik lima jari dapat menimbulkan efek relaksasi yang tinggi sehingga dapat mengurangi ketegangan, stress dan kecemasan. Teknik 5 jari menggunakan lima jari yang kita miliki untuk memikirkan hal-hal yang positif. Caranya dengan mengasosiasikan semua hal positif setiap ibu jari atau jempol bersatu dengan jari lainnya.
Langkah-langkah melakukan teknik 5 jari adalah sebagai berikut: Pertama, satukan jempol dan telunjuk sambil membayangkan kondisi tubuh yang sehat. Kedua, satukan jempol dengan jari tengah sambil membayangkan orang-orang yang sayang dan perhatian. Ketiga, jempol dengan jari manis sambil membayangkan prestasi, penghargaan dan pujian yang pernah dialami. Keempat, satukan jempol dengan kelingking sambil membayangkan tempat yang paling indah yang pernah dikunjungi sambil membayangkan keindahannya.
Teknik lima jari ini dilakukan dengan cara pasien memikirkan pengalaman yang menyenangkan, dengan harapan tingkat kecemasan pasien akan menurun (Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, 2020).
Psikoedukasi adalah metode edukatif yang ditujukan untuk memberikan informasi yang diperlukan pasien dan keluarga dengan bekerjasama dengan tenaga kesehatan sebagai bagian dari keseluruhan rencana perawatan klinis untuk kesehatan anggota keluarga. Selain itu, Psikoedukasi juga diartikan sebagai sebuah edukasi atau pelatihan yang dilakukan dengan tujuan untuk melakukan perawatan dan rehabilitasi (Bordbar & Faridhosseini, 2012).